oleh

Kerjasama dengan LAM Riau, Majalah Sagang, dan Majalah Be – Balai Bahasa Riau Gelar Kopi dan Literasi

PEKANBARU-Masih rendanya minat masyarakat terhadap berliterasi menjadi keprihatinan tersendiri dari pihak Balai Bahasa Provinsi Riau. Atas dasar itu, Balai Bahasa Provinsi Riau bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu Riau, Majalah Sagang, dan Majalah Be menggelar kegiatan Kopi dan Literasi di salah satu kafe di Pekanbaru, Selasa 1 September 2020.

Balai Bahasa Riau Gelar Kopi dan Literasi

Kegiatan yang ditaja dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2020, dikemas dalam kegiatan Kopi dan Literasi, bertema “Bahasa Penguat Sastra dan Budaya”. Hadir sebagai narasumber adalah Drs. Songgo Siruah, M.Hum., pemerhati bahasa dari Balai Bahasa Provinsi Riau, Ketua Dewan Kehormatan Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau), Datuk H. Al azhar, Direktur Yayasan Sagang, Kazzaini Ks, dan Siti Salmah, dari Salamah Publishing. Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr. Fatmawati Adnan, M.Pd., dari Balai Bahasa Riau.

Balai Bahasa Riau Gelar Kopi dan Literasi

Menurut Songgo Siruah, kegiatan ini dilatar belakangi oleh adanya bincang-bincang yang dilakukan oleh pihak Majalah Sagang tentang rasa prihatin terhadap rendahnya semangat berliterasi masyarakat, terutama kalangan muda. “Kalangan muda lebih cenderung membuka gawai untuk melihat berbagai informasi dan hiburan, dari pada membaca,” katanya.

Dikatakan Songgo, tujuan dari kegiatan Kopi dan Literasi ini tidak lain adalah untuk menyatukan pengguna bahasa Indonesia dari berbagai ragam, aliran, dan generasi. Sehingga, akan timbul sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia.
“Bahasa Indonesia digunakan di berbagai tempat. Termasuk di ruang publik. Guna peningkatan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik, diperlukan adanya upaya kuat untuk menata dan membangun kembali karakter bangsa dalam hal berbahasa Indonesia. Ini tentu perlu melibatkan pemerintah dan dukungan dari masyarakat,” kata Songgo.

Dijelaskan Songgo, media cetak, media daring dan ruang publik dapat diakses oleh siapa pun dan menjamin kebebasan beraktivitas. Untuk itu, ruang publik juga harus tanggap atau mampu memenuhi kebutuhan warga yang terwujud dalam desain fisik dan pengelolaannya. Selain itu, ruang publik harus meningkatkan manusia sebagai pengguna ruang untuk membuat hubungan yang kuat antara ruang dengan kehidupan mereka dan dunia yang lebih luas,” jelas Songgo.

Sejumlah pembicara tampil dengan kupasan berbeda. Songgo bicara soal bahasa dalam berliterasi, Al azhar melihat literasi dari sudut pandang budaya, Kazzaini Ks mengupas bagaimana membangkitkan semangat berlitersi kalangan muda dan menghidupkan kembali literasi media cetak, sedangkan Siti Salmah berbagi pengalaman tentang kegiatan beriterasi, sastra, dan gerakkan bersama.
Siti Salmah dalam materinya juga menyebutkan bahwa budaya literasi bisa dibangun dai lingkungan keluarga dan masyarakat. “Ini bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendorong putra-putrinya membaca buku. Bahkan orang tua bisa mendongeng sebelum tidur, membeli buku menjadi kebutuhan primer dan membuat perpustakaan keluarga,” kata Siti.
Selain itu, semangat berliterasi bisa dengan mengoptimalkan peran perpustakaan daerah dan lembaga-lembaga pendukung. Ikut menguatkan komunitas-komunitas literasi di masyarakat, membuat kegiatan menarik seperti lomba menulis, lomba baca puisi, bercerita, diskusi buku, dan menerbitankan buku dan lainnya.

Hadirkan Musik Jalanan

Sementara itu, ketua panitia, Irwanto menambahkan bahwa budaya literasi bisa didefinisikan sebagai kemampuan di mana setiap orang memiliki sikap yang cerdas, peka (berempati), jeli, pembelajar, berbudaya, mampu membaca lingkungannya dan mampu mengaktualisasikan dalam tulisan atau karya.
Acara ini mengundang sejumlah pihak sebagai peserta, mahasiswa, asosiasi wartawan cetak dan daring, organisasi penulis, sastrawan, Dinas Kebudayaan Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Pihak penyelenggara juga menghadirkan musik jalanan, pembacaan puisi, dan teaterikal sebagai hiburan. Juga ada hadiah lawang bagi peserta yang aktif dalam diskusi tersebut. Diakhir acara, pihak penyelenggara memberikan cenderamata pada narasumber dan moderator. rls

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.