oleh

Rubrik Alinea Riau Pos Edisi 4 September 2022 – Bangganya Membaca Buku di Era Digital

Bangganya Membaca Buku di Era Digital

Oleh : Ridwan Syafii Ali

(Pengurus TBM Hamfara Library/Ketua PD FTBM Indragiri Hilir)

 

Di dunia, setiap tanggal 8 September diperingati sebagai hari Literasi Internasional. Saat ini istilah literasi tengah ramai dibicarakan. Kehadirannya seperti sesuatu yang membawa perubahan  kehidupan banyak orang meskipun sebenarnya istilah literasi ini sudah ada sejak dulu dan hanya segelintir orang saja yang memahaminya. Beberapa sumber mengatakan minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Oleh karena itu, kita harus membantah rumor itu dengan berperan serta dalam menyebarkan literasi ke masyarakat Indonesia terutama anak-anak sejak usia dini. Apalagi saat ini taman bacaan masyarakat sudah banyak di Indonesia termasuk di Riau. Tentu kita bisa membantah pendapat yang mengatakan wacana bahwa literasi di Indonesia rendah.

Secara umum pengertian literasi adalah kemampuan individu mengolah dan memahami informasi saat membaca dan menulis. Lalu, menurut UNESCO literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis. Penggunaan istilah literasi mulai digunakan dalam arti yang lebih luas, tetapi tetap merujuk pada kompetensi atau kemampuan literasi dasar, salah satunya literasi baca tulis. Ada enam literasi dasar, yaitu literasi baca tulis, literasi sains, literasi digital, literasi numerasi, literasi finansial dan literasi budaya & kewargaan. Menurut GLN (Gerakan Literasi Nasional), literasi baca tulis adalah pengetahuan dan kemampuan membaca, menulis, mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis, serta kemampuan menganalisis, menanggapi dan menggunakan bahasa.

Kemampuan membaca dan menulis (baca tulis) merupakan ilmu yang harus dimiliki setiap orang karena hal ini sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam  kegiatan sehari-hari kita juga  tidak terlepas dari baca tulis. Berbagai kegiatan pun banyak melibatkan hal yang berbau baca tulis. Betapa pentingnya ilmu baca tulis bagi orang-orang. Oleh karena itu, ada baiknya kegiatan literasi baca tulis ini diperkenalkan sejak anak usia dini. Mereka harus diajak menguasai ilmu tersebut dengan cara yang tepat dan bijak, bukan dengan paksaan dan tuntutan harus bisa tetapi lebih kearah kegiatan yang menarik dan menyenangkan.

Di era digital ini segala informasi dengan mudah kita dapatkan. Dengan kemampuan literasi baca setidaknya kita bisa memfilter informasi yang terkadang hoaks.  Kita tidak boleh membagikan informasi tersebut jika kita sudah tahu informasi tersebut adalah berita bohong. Dengan kecakapan literasi baca, kita seharusnya bisa lebih bijaksana dalam mencari dan membagikan informasi yang  didapat.

Segala sesuatu dari kemajuan teknologi ada sisi positif dan negatifnya. Jadi, ada baiknya orang tua harus lebih selektif dan bijak dalam mendidik serta mengawasi anak-anak agar tidak terjerumus dalam kecanduan terhadap gawai. Jangan sampai anak terbuai dengan asyiknya bermain gawai. Jadi, seimbangkan kemajuan teknologi ini dengan dunia literasi seperti literasi baca tulis. Sebisa mungkin harus ada pengawasan dan durasi waktu agar anak tidak menjadi candu. Kegiatan ini ada baiknya diselingi dengan kegiatan kreatif lainnya. Hal tersebut sama seperti pengalaman TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Hamfara Library dalam menggerakkan literasi di Kota Tembilahan, baik di keramaian kota maupun ke sekolah -sekolah. Dalam gerakan ini TBM Hamfara Library mengadakan kegiatan yang membuat terciptanya suasana yang menyenangkan sehingga bisa menarik perhatian masyarakat terutama anak-anak, seperti mengadakan permainan tradisional, membawa media belajar seperti boneka tangan, puzzle, buku gambar, pensil cat, dan lain-lain. Intinya dari kegiatan tersebut TBM Hamfara Library menginginkan pengunjung bisa senang dan bangga membaca buku. Setidaknya, pemahaman membaca buku tersebut bisa menjadi pengontrol bagi anak-anak agar bijak dalam mencerna dan memahami sumber informasi yang kian mudah kita temukan baik melalui media cetak maupun media elektronik.

Harapan TBM Hamfara Library dalam menggerakkan literasi adalah ingin  memberitahu bahwa banyak manfaat positif dari membaca buku. Tentu dalam hal ini butuh bantuan pihak terkait untuk tetap terus bergerak dan mencapai semua yang diharapkan. Pemerintah untuk saat ini bisa saja mulai membuat iklan masyarakat dan menayangkan bahwa kegiatan membaca buku itu sangat baik. Banyak hal dan pengetahuan diperoleh melalui membaca buku. Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari membaca buku dibandingkan membaca di gawai. Membaca buku membuat kita lebih fokus pada satu buku, sedangkan membaca buku elektronik (e-book) di gawai tentu banyak godaan dari konten lain yang mengganggu konsentrasi sehingga kita hanya membaca dengan cara skimming, banyak yang terlewat. Dari segi kesehatan, membaca terlalu lama di layar monitor atau gawai tentu tidak baik untuk kesehatan mata. Untuk itu, sebaiknya buku elektronik dicetak agar mudah dalam membacanya. Selain itu, kita harus membiasakan membawa buku saat bepergian, Jadi, saat menunggu atau sedang dalam perjalanan bisa dimanfaatkan untuk membaca buku. Pembiasaan ini diharapkan bisa mengubah pola piker bahwa menunggu itu membosankan.

Intinya,  saat anak-anak butuh  “sesuatu” dalam hal literasi, kita sudah bisa menanganinya dengan mudah dan tepat. Jika dunia literasi pada anak sejak usia dini sudah kita kenalkan, kelak dia akan terbiasa dengan hal baca tulis. Mereka bisa membentengi diri dari kuatnya pengaruh perkembangan zaman. Hal yang paling utama dari gerakan literasi adalah seseorang bisa  terbebas dari buta aksara karena di era digital sekarang ini gawai begitu menggoda hati anak-anak terutama banyak permainan dan aplikasi lain yang bisa membuat lupa  waktu jika tanpa adanya kontrol dari dirinya ataupun orang tua. Hal tersebut bisa mengakibatkan kecanduan bermain gawai dan tak ada lagi waktu untuk kegiatan baca tulis. Padahal, literasi akan membuat pengetahuan dan wawasan anak-anak akan berkembang untuk masa depan yang lebih baik. Mari kita budayakan gemar membaca sejak dini melalui gerakan literasi!

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.